Malam yang kucari dan kutunggu

Malam sunyi sepi itu adalah waktu yang aku tunggu setiap hari.
Ah jangan lupa, angin yang sejuk menambah hikmat indahnya malam.
Namun masalahnya, tidak selalu bisa ku dapatkan itu.
Kadang sewaktu aku bisa merasakan, “ah ini malam yang selalu ku cari”.
Tapi tubuhku sudah meraung – raung ingin berbaring di kasur bulukku.

Adapun malam indah yang pernah kurasa, adalah salah satu malam yang terus membekas.
Malam dimana bukan hanya tubuh yang menikmati udara malam, namun hati yang berdebar dan mulut yang tak berhenti tersenyum.
Kurasa kalian pun pernah merasakan malam yang aku maksud itu.
Yaitu malam dimana kalian bertemu dengan seseorang yang membuat kalian sibuk.
Sibuk mencari kata atau kalimat apa yang membuat dia bisa terenyuh.
Terenyuh akan kata atau kalimat yang indah dan jujur itu.
Malam dimana kalian tidak bisa berbohong, bahkan untuk bilang, “rasanya aku ingin tidur, boleh tidak kita lanjutkan besok?” kalian pun tak sanggup.
Karena kalian tahu, momen seperti ini mungkin tidak akan terulang.

Malam demi malam kalian beradu hati dan pikiran.
Barangkali ada umpan yang kalian sengaja ulur dan dia tertarik dengan umpan itu.
Tidak hanya canda yang kalian lontarkan, namun kasih yang sebenarnya kau rasakan.
Jari kalian bergetar, takut akan melukai dirinya.
Padahal selama ini jari kalian tidak takut untuk melukai seekor nyamuk, bahkan melukai seseorang.

Ah, aku ini hanya melantur.
Padahal hati ini tidak bisa berbohong, kalau rindu menghantui.
Sebenarnya rindu itu jahat.
Padahal yang ku ingin adalah rindu yang bisa membuatku tersenyum.

Kau tahu? Aku ini paling pandai berbohong. Bahkan hatiku pun bisa tertipu dengan akalku.
Ada rasa dimana aku tidak ingin merasakannya.
Maka akalku bekerja keras untuk membelokan rasa.
Rasa dimana malam indah pun bisa digantikannya.
Rasa itu adalah rasa cinta.

Ah, cinta.
Dimana para pejantan hanya singgah.
Padahal cinta yang membesarkannya.
Dimana wanita tidak singgah, namun membuat kehidupan di dalamnya.

Dulu temanku pernah berkata, “kasih sayang terlebih dahulu, setelah itu cinta akan datang”.
Namun menurutku apa bedanya.
Kalau kau sudah bisa hilang akal, hati dan mulutmu terus tersenyum oleh si dia.
Apa kau bisa bedakan kasih sayang dan cinta?

Kadang disaat yang paling tidak tepat, dia bisa datang begitu saja.
Menoleh seperti berucap, “hei, aku disini”.
Mengambil nafas untuk bersiap.
Padahal aku sudah lupa bagaimana cara menangkapnya.

Ah sudahlah, mungkin ini bukan malamku.
Aku tidak tahu kapan malamku akan datang.
Malam dimana satu purnama tersisih oleh surya yang menjelang.
Malam dimana jaripun bergetar, padahal hati dan mulut tersenyum.
Kan ku tunggu malam itu datang,
Cinta

2 thoughts on “Malam yang kucari dan kutunggu

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.