Fuck Sin (baca: Vaksin)

Credit: Mojok.co

Agaknya terlalu kasar, tapi di satu sisi relate dengan keadaan sekarang juga. Vaksin yang jadi polemik sedari beberapa tahun lalu karena di duga mengandung bahan haram, di salah satu ceramah bahkan katanya mengandung dari mulai darah pelacur, pengguna narkoba, babi, dll. Enggak tahu juga motif nya apa membuat konspirasi seperti ini, walaupun mungkin motif konspirasinya adalah membuat pihak pemerintah menjadi antagonis di depan umat islam. Sepertinya memang “cara” surgawi yang digunakan ya.

Persetan dengan dosa! Hmm.. terdengar begitu lantang lugas dan kurang ajar. Ini kalau nyokap gw baca bisa di omongin “eling kamu”. Tapi ya gw aja masih ingat jelas kok kalau dulu beberapa kali gw dan ade gw di antar ke posyandu untuk dapat vaksin. Bahkan sewaktu gw sempat bersekolah di Merauke pun beberapa kali diberikan vaksin. Hal ini sudah terjadi dari puluhan tahun yang lalu. Di mana teknologi kesehatan menemukan solusi untuk mengurangi penyakit yang akan terjadi di kemudian hari.

Dalam salah satu wawancara Bill Gates dan Melinda Gates, di tanya kenapa yayasan mereka fokus di Afrika. Bill Gates menjawab karena dari seluruh dunia, infant mortality rate yang masih tinggi adalah Afrika dengan penyakit yang paling berkontribusi adalah Demam Berdarah. Memang demam berdarah belum ada vaksinnya, oleh karena itu yayasan milik Bill Gates aktif melakukan tindakan pencegahan dan bekerja sama dengan International Vaccine Institute (IVI).

Pada tahun 1796, Edward Jenner menggunakan sapi yang diinfeksi dengan cacar sapi (variolae vaccinae) untuk membuat vaksin yang melindungi masyarakat dari cacar. Sudah ratusan tahun lamanya dunia kedokteran mencari vaksin untuk menangkal beberapa penyakit. Tapi kita malah balik ke ratusan tahun lalu dimana estimasi 400 ratus ribu orang eropa meninggal setiap tahunnya karena cacar.

Bahkan apa yang tarjadi di Dareah Istimewa Aceh digambarkan sebagai ‘tsunami Rubella’. setelah plt Gubernur Aceh meminta penundaan imunisasi karena adanya enzim babi, kendati Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh (MPU) membolehkan. “Semoga Bapak Plt Gubernur segera mengeluarkan pernyataan anak-anak boleh divaksin, karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) saja sudah membolehkan, agar apa yang sudah saya alami tidak dialami oleh ibu-ibu lain yang sedang hamil,” tegas Husna seorang ibu yang anaknya terkena Campak Rubella.

Apapun yang diperebutkan untuk mendapati kekuasaan, suara rakyat dan segala hal yang duniawi di balut dengan surgawi jangan malah sampai membawa bayi dan anak – anak menjadi korban. Kalau titipan Tuhan menjadi korbannya untuk perkara Surga, apalah arti menikah dan mempunyai anak kalau kita tidak bisa menjaga titipan tersebut.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.