Setidaknya dalam 1 – 2 bulan ke belakang sedang ramainya komplain mengenai produk asuransi yang merugi. Yang pertama adalah Prudential dan yang kedua adalah AIA.
Kedua kasus tersebut memiliki persamaan yaitu hasil manfaat dari investasi tidak sesuai dengan ilustrasi dan ada juga anggapan kalau mereka tidak pernah menyetujui polis tersebut. Gw tidak akan membahas mengenai gugatan delik peradilan dari nasabah tersebut. Kita lihat saja proses hukum yang berlangsung.
Namun yang mau gw garis bawahi adalah mengenai produk Unit Link yang mereka beli. Tidak sedikit nasabah yang ikut geram mengenai hasil investasi yang merugi pada Kurtal 1 di 2021 ini. Mereka beranggapan kalau agen berbohong kepada mereka. Apakah benar mereka berbohong?
Menurut pengalaman pribadi gw sewaktu bekerja di konsultan perencanaan keuangan keluarga hampir 10 tahun yang lalu, gw bisa bilang sebagian besar dari pemegang polis Unit Link ini tidak mengerti apa yang mereka beli. Masalah yang sama dari 1 dekade lalu masih saja terjadi. Padahal informasi mengenai produk – produk investasi sudah banyak dan mudah diakses. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh GoBear (platform aggregator produk keuangan) di 2019, menyebutkan penduduk Indonesia kebanyakan hanya memiliki 2 produk keuangan; tabungan dan asuransi kesehatan. Sedangkan di Singapura, penduduk disana mempunyai lebih dari 4 produk keuangan (sumber).
Gw ingat pada saat dijelaskan kenapa laporan imbal hasil dari Unit Link mereka tidak sesuai dengan ilustrasi, banyak dari mereka merasa tertipu. Padahal jawabannya baik dari pihak asuransi ataupun agen tidak menipu. Semua terangkum jelas dalam polis yang setebal coffee table book itu. Nasabah biasanya hanya fokus kepada ilustrasi yang diberikan agen. Ada beberapa hal yang gw amati kenapa mereka membeli produk tersebut:
- Agen Asuransi tersebut adalah saudara ataupun teman. Jadi ada rasa segan untuk menolak.
- Kalau dijual dari Telesales dan dijelaskan via telepon. Mereka tidak mendapatkan gambaran jelas tentang produk tersebut. Dan mereka terlanjur mengkonformasi pembelian produk tersebut.
- Nasabah awam mengenai investasi dan resikonya. Produk Unit Link biasanya adalah menjadi pintu pertama dalam berinvestasi.
- Ilustrasi yang diberikan fokus kepada manfaat imbal hasil yang lebih tinggi daripada bunga deposito. Yang membuat nasabah tergiur.
- Produk dengan gimmick “pendidikan anak” dimana sebagai orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Yang dimana belum tentu produk tersebut cocok untuk keadaan keluarga mereka.
- Mempunyai aset lancar yang berlebih dan ingin mencoba berinvestasi.
Alasan – alasan diatas menjadi landasan para nasabah untuk membeli produk Unit Link tersebut. Sebenarnya penjabaran mengenai produk Unit Link sudah banyak sekali dibahas. Yang dimana beberapa biaya yang dimasukkan kedalam produk Unit Link ini ada beberapa, yaitu;
- Biaya akuisisi
- Spread jual – beli investasi
- Biaya pembelian investasi
- Biaya administrasi
- Dll.
Berikut beberapa artikel yang membahas mengenai komponen biaya Unit Link:
- https://duwitmu.com/asuransi/manfaat-dan-kerugian-asuransi-unit-link/
- https://www.cermati.com/artikel/unit-link-fasilitas-keunggulan-dan-cara-kerjanya
- https://www.cermati.com/artikel/unit-link-fasilitas-keunggulan-dan-cara-kerjanya
- https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-3677239/beli-unit-link-pahami-risiko-ini-1
Jadi apakah beli Unit Link itu salah? Jawabannya tidak. Karena kebutuhan dan profil resiko orang-orang berbeda. Jadi pemilihan produk investasi mengikuti keadaan tersebut. Dan menurut gw Unit Link adalah bisa menjadi produk keuangan pertama untuk memahami investasi dan menyadari bahwa produk investasi pasti tidak pasti dan fluktuatif.
Kalau menurut gw, mempunyai produk investasi sama saja seperti kita membeli produk-produk lain dalam kehidupan kita sehari-hari.
Contoh yang paling gw sering berikan dulu sewaktu bertemu klien adalah seperti kita mencuci mobil. Kita tahu kalau kita punya 2 pilihan, yaitu datang ke tempat cuci mobil dan cuci mobil sendiri di rumah. Bedanya apa? Kalau kita ke tempat cuci mobil, kita mungkin akan membayar lebih mahal untuk jasa mereka dan kita terima jadi. Kalau kita cuci mobil sendiri, maka kita harus memilih produk sabunnya, beli lap, spons, dll. Ada effort yang kita keluarkan untuk mempelajari produk dan trial/error pada saat cuci mobil sendiri.
Maka membeli produk one stop solution seperti Unit Link, pasti akan ada biaya jasa yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan imbal jasa dari performance produk tersebut. Karena pada dasarnya perusahaan asuransi adalah membuat produk proteksi yang memberikan sejumlah uang pertanggungan atau manfaat sesuai polis ketika nasabah mengalami kemalangan. Pada saat perusahaan asuransi menawarkan produk Unit Link atau investasi, maka perusahaan asuransi akan membutuhkan perusahaan manajer investasi untuk mengelola uang nasabah. Dimana ada pihak ketiga yang membantu mengelola produk tersebut. Ada biaya jasa untuk perusahaan asuransi dan juga perusahaan manajer investasi. Berbeda kalau kita langsung membeli produk investasi yang dijual oleh perusahaan manajer investasi, biaya jasa yang kita keluarkan akan lebih sedikit.
Penjelasan singkat diatas tentunya simplifikasi dari sistem produk Unit Link yang terpapar di polis setebal coffee table book tersebut.
Akhir kata, hanya ada 2 hal yang perlu gw sampaikan untuk tidak menjadi nasabah yang merasa tertipu ini, yaitu;
- Biasakan membaca dan mempelajari apapun yang akan kalian beli. Apalagi produk yang akan membebani keuangan kalian secara periodik atau mengambil porsi yang cukup besar (menurut saya threshold 5% dari income kita), wajib kalian pelajari dahulu.
- Fokus terhadap resiko, bukan pada manfaat. Karena setiap produk keuangan pasti ada resiko dan manfaat. Menyimpan uang cash di bawah kasur pun ada resiko untuk dicuri oleh orang yang ada di rumah.
Semoga kita semua bisa belajar dan menjadi lebih cermat dalam mengelola keuangan kita.