
Rumah kosong adalah sebuah fase atau ruang liminal yang terjadi karena sebab akibat. Rumah kosong belum tentu bersifat eternal, setidaknya itu yang saya yakini.
Sepertinya jarang rumah kosong yang mempunyai energi positif. Mungkin karena energi dari makhluk hidup yang sudah tiada. Tersisa hanya memori, bau, dan relik yang menempel pada ruang dan waktu.
Mungkin saja pada dimensi lain di rumah kosong tersebut ada kehidupan yang kasat mata. Untuk yang satu ini jangan selalu dikaitkan dengan supranatural. Jangan lupa kalau masih ada teori fisika kuantum yang belum dapat dipecahkan pada praktiknya. Walaupun sudah banyak divisualisasikan, contoh pada film “Interstellar”.
Melihat rumah kosong seringkali membuat perasaan tidak tenang. Adanya distorsi realita terhadap suatu ruang yang lekat dengan memori namun berbeda dengan realita. Tidak hanya rumah kosong, ruangan lain yang sejatinya adalah melting pot di waktu normal menjadi sepi membuat ruang liminal terjadi.
Rumah kosong ini tidak selalu bersifat harfiah atau literal. Pada contoh manusia pun sangat memungkinkan. Karena pada hakekatnya jiwa yang diselimuti jasad adalah ruang liminal. Karena waktu pada dimensi saat ini adalah sebuah fase atau transisi antara dua ruang dimensi yang lain. Saya ingatkan kembali bahwa teori fisika kuantum memungkinkan tentang opini ini.
Tulisan terinspirasi dari konten Tangan Belang