Di sebuah Coffee Shop yang sepi

coffee shop

Biasanya pada setiap minggu malam, Kala selalu bekerja di salah satu coffee shop dekat rumahnya. Bukan jadi hal yang aneh buat Kala untuk bekerja di hari terakhir pada weekend. Dia bukan tipe yang bisa lama – lama leyeh – leyeh di rumah dengan menonton YouTube atau Series. Ada saja yang ada di kepalanya yang perlu dituangkannya.

Continue reading “Di sebuah Coffee Shop yang sepi”

Solennes Nocte (Part III)

Screen Shot 2018-08-01 at 9.20.29 PM

Ada malam dimana tidak ada seorang pun yang dapat mengganggu kekhidmatan aktualisasi diri gue, yaitu membaca. Kebetulan banyak buku yang gue beli di Big Bad Wolf Books tahun ini. Namun belum satupun gue selesaikan. Karena perbuatan ini, gue harus mengakui kalau gue memang (sedikit) Tsundoku.

Kali ini gue sedang seru – serunya membaca “It’s not about shark” karya David Niven. Buku yang membahas tentang bagaimana mengatasi masalah yang tidak dapat dipecahkan. Memang terdengar seperti buku self help lainnya yang isinya naratif dan retoris. Tapi sebenarnya bahasan di buku ini cukup seru karena penulis membahas dengan studi kasus seperti cerita di balik film Jaws.

Continue reading “Solennes Nocte (Part III)”

Pulchra Nocte (Part II)

image_20170927_215423

“Coba gini deh, kamu tuh sebenernya suka enggak sih sama aku?”

Pertanyaan yang keluar dari mulut Kina beberapa hari lalu. Setelah kejadian tersebut, Kina enggak masuk kantor dengan alasan sakit. Gue bingung, kalau gue tanya dia sakit apa, takut jadi canggung. Kalau enggak di tanya, kesannya gue enggak perhatian.

Keadaan seperti ini sebenarnya sudah gue prediksi. Keadaan dimana gue bermain dengan garis prinsip sendiri untuk tidak “mendekati” perempuan dalam satu circle, yaitu kalau keadaan disini adalah satu kantor. Alhasil, gue jadi stres sendiri.

Memilih antara prinsip atau hati.

Continue reading “Pulchra Nocte (Part II)”

Malaikat Commuter Line

“Hei, sorry. Hmm.. Sudah pernah ada yang pernah bilang kamu cantik pada saat pertama kali ketemu?”

Sebuah pickup line norak yang sempat terlintas pada saat melihat di ujung gerbong ada seorang perempuan memakai blouse biru tua, rok pensil hitam dan kitten heels hitam dengan rambut lurus sebahu yang sedang serius sibuk mengetik pada layar smartphonenya. Mungkin di pagi hari ini sudah di bombardir oleh email kantor.

Biasanya gue selalu naik kereta sekitar jam 9. Baru kali ini berangkat jam 8 karena ada meeting. Karena kalau di jam biasa gue naik kereta, jarang banget ada yang secantik ini. Biasanya paling banter kelas cantiknya seperti artis FTV yang baru sekali main. Dan yang ada di depan gue ini kelasnya bukan artis lagi, tapi malaikat.

Continue reading “Malaikat Commuter Line”

Pulchra Nocte (Part I)

“Mas, bangun mas. Sudah jam setengah 8. Nanti kamu dimarahi atasan kamu lagi”.

Suara ibu yang tiap pagi buat gue tertarik dari dunia mimpi. Mata yang masih sulit dibuka karena terangnya matahari lewat jendela kamar yang langsung menghadap ke timur. Ini salah satu hal kenapa gue ingin sekali tinggal sendiri. Karena tiap pagi pasti ibu ke kamar untuk bukakan jendela supaya matahari pagi dan udaranya masuk, setelah itu disambung dengan teriakannya untuk membangunkan gue.

Continue reading “Pulchra Nocte (Part I)”

Tamasya

Taman Cibodas

Saya & teman yang lain sedang tamasya di Taman Cibodas. Kegiatan ini sepertinya tidak pernah dilakukan sebelumnya. Karena kami anak rumahan yang terlalu nyaman kalau sudah duduk di sofa. Kami ke Taman Cibodas dengan bawa bekal makanan, tikar, dan laptop untuk nonton bareng. Aneh memang sih lagi tamasya di taman malah bawa laptop, tapi ya begitulah kami.

Saya mulai menggelar tikar secara seksama di permukaan yang rata supaya enak duduknya. Lalu di lanjut dengan teman yang lain menyiapkan segala bawaan kami untuk mulai menyantap bekal yang kami bawa. Karena ini tamasya “cantik” dan malas ribet. Jadi ya hanya bawa makanan yang siap saji saja.

Perjalanan kami dari rumah ke taman ini saja sudah memakan waktu yang lumayan cukup untuk mengistirahatkan mata. Apalagi jarak dari parkiran ke area ini juga melewati banyaknya anak tangga yang lumayan buat betis & lutut boleh beradu otot dengan abang odong – odong.

Continue reading “Tamasya”