Waktu

Coba kalau waktu tidak ada batasnya. Tiap malam bisa jadi terus malam sampai tertidur. Tidak harus terburu – buru mengejar waktu tidur yang katanya harus 8 jam. Tidak harus takut dengan berbagai dogma karena kehabisan waktu. 
Coba kalau hidup tidak harus bergegas karena realita menunggu di depan. Kalau ada orang yang bisa menikmati hidup dengan adanya waktu, pasti orang itu hebat. Dan cuman waktu juga yang bisa menghentikan hidup ini suatu saat.

Waktu adalah satuan hidup. Kata benda yang jadi penentu hidup seseorang.

Rindu

image

Pernahkah kau mengais rindu untuk dikasihi?
Memori yang terus melintas tanpa kau perintah
Rasanya tubuhku kembali ke masa lalu yang semu itu
Masa lalu yang indah dan takkan kembali

Kemanakah diriku sewaktu itu
Terhisap oleh kehidupan yang diapun tak peduli
Apakah aku harus kembali ke pelukannya?
Pelukan yang dulu pernah menyentuh hatiku

Rindu oh rindu
Hanya kau yang bisa pergi dan kembali
Rindu oh rindu
Hanya kau yang jujur tanpa agenda
Ku berharap waktu akan membawamu pergi

Mungkin suatu saat nanti kau hilang
Dan aku sudah kembali ke kehidupanku.
Kehidupan yang akan menunggu rindu selanjutnya.

18Aug16 02.15

Malam yang kucari dan kutunggu

Malam sunyi sepi itu adalah waktu yang aku tunggu setiap hari.
Ah jangan lupa, angin yang sejuk menambah hikmat indahnya malam.
Namun masalahnya, tidak selalu bisa ku dapatkan itu.
Kadang sewaktu aku bisa merasakan, “ah ini malam yang selalu ku cari”.
Tapi tubuhku sudah meraung – raung ingin berbaring di kasur bulukku.

Adapun malam indah yang pernah kurasa, adalah salah satu malam yang terus membekas.
Malam dimana bukan hanya tubuh yang menikmati udara malam, namun hati yang berdebar dan mulut yang tak berhenti tersenyum.
Kurasa kalian pun pernah merasakan malam yang aku maksud itu.
Yaitu malam dimana kalian bertemu dengan seseorang yang membuat kalian sibuk.
Sibuk mencari kata atau kalimat apa yang membuat dia bisa terenyuh.
Terenyuh akan kata atau kalimat yang indah dan jujur itu.
Malam dimana kalian tidak bisa berbohong, bahkan untuk bilang, “rasanya aku ingin tidur, boleh tidak kita lanjutkan besok?” kalian pun tak sanggup.
Karena kalian tahu, momen seperti ini mungkin tidak akan terulang.

Malam demi malam kalian beradu hati dan pikiran.
Barangkali ada umpan yang kalian sengaja ulur dan dia tertarik dengan umpan itu.
Tidak hanya canda yang kalian lontarkan, namun kasih yang sebenarnya kau rasakan.
Jari kalian bergetar, takut akan melukai dirinya.
Padahal selama ini jari kalian tidak takut untuk melukai seekor nyamuk, bahkan melukai seseorang.

Ah, aku ini hanya melantur.
Padahal hati ini tidak bisa berbohong, kalau rindu menghantui.
Sebenarnya rindu itu jahat.
Padahal yang ku ingin adalah rindu yang bisa membuatku tersenyum.

Kau tahu? Aku ini paling pandai berbohong. Bahkan hatiku pun bisa tertipu dengan akalku.
Ada rasa dimana aku tidak ingin merasakannya.
Maka akalku bekerja keras untuk membelokan rasa.
Rasa dimana malam indah pun bisa digantikannya.
Rasa itu adalah rasa cinta.

Ah, cinta.
Dimana para pejantan hanya singgah.
Padahal cinta yang membesarkannya.
Dimana wanita tidak singgah, namun membuat kehidupan di dalamnya.

Dulu temanku pernah berkata, “kasih sayang terlebih dahulu, setelah itu cinta akan datang”.
Namun menurutku apa bedanya.
Kalau kau sudah bisa hilang akal, hati dan mulutmu terus tersenyum oleh si dia.
Apa kau bisa bedakan kasih sayang dan cinta?

Kadang disaat yang paling tidak tepat, dia bisa datang begitu saja.
Menoleh seperti berucap, “hei, aku disini”.
Mengambil nafas untuk bersiap.
Padahal aku sudah lupa bagaimana cara menangkapnya.

Ah sudahlah, mungkin ini bukan malamku.
Aku tidak tahu kapan malamku akan datang.
Malam dimana satu purnama tersisih oleh surya yang menjelang.
Malam dimana jaripun bergetar, padahal hati dan mulut tersenyum.
Kan ku tunggu malam itu datang,
Cinta